Jumat, 01 Januari 2010

Hubungan Internasional: Travel dan Pariwisata

Ledakan teknologi komunikasi dan transportasi di dunia luas selama tiga dekade lalu telah mengarah pada peningkatan hubungan dalam kontak antara orang dari berbagai bangsa dan budaya. Karena perubahan dalam teknologi dan komunikasi telah memperluas batasan setiap kegiatan manusia, sejumlah orang menjadi mengenal dimensi internasional dari aktivitas mereka dengan kontak personal dan interaksi langsung bukan hanya dengan media massa. Hubungan antara kota dan desa tidak lagi memerlukan urbanisasi sebagai prakondisi untuk partisipasi. Uang dan data dapat berubah melalui telekomunikasi dan computer tanpa banker harus meninggalkan kantor mereka atau pelanggan dari rumahnya. Barang juga dapat dibeli tanpa pembeli meinggalkan tempat tinggalnya. Singkatnya, teknologi telah membuat kemungkinan pertukaran informasi global tanpa mengharuskan peserta pergi dari pusat aktivitas mereka dan kehidupan mereka.
Pada umumnya, sembilan saluran umum pergerakan manusia dapat diidentifikasi, masing-masing memuat berbagai aktivitas dalam hubungan internasional. Yaitu: 1) migrasi dan pergerakan pengungsi; 2) pergerakan tenaga kerja dan personil professional lintas batas; 3) pariwisata; 4) upaya militer, diplomatic, dan intelegensi; 5) pertukaran dan konferensi pendidikan, keilmuan, dan cultural; 6) pergerakan dan pertemuan bisnis dan financial; 7) media masa, budaya popular, dan seni; olahraga; 9) organisasi sukarelawan.
Pariwisata Internasional sebagai Model Komunikasi
Sekarang telah diakui bahwa pariwisata adalah media yang kuat yang mempengaruhi perubahan budaya dan hubungan internasional. Banyak penelitian dalam bidang pariwisata secara tidak langsung terhubung dengan komunikasi internasional dan aliran informasi. Oleh karena itu, peneliti harus berusaha menemukan sejarah penelitian pariwisata dan mendokumentasikan evolusi dalam bidang itu sebagai komponen yang tumbuh dalam urusan komunikasi internasional.
Ada tiga faktor utama dimana pengaruh berlanjut yang dimilikinya membentuk industri pariwisata. Pertama, perkembangan dalam transportasi; kedua, teknologi komunikasi membawa image dunia yang dekat; dan ketiga, perkembangan produksi industri dan ekonomi pasar memberikan uang surplus dan waktu bagi individu; faktor keempat diidentifikasi sebagai hubungan simbolik antara pariwisata dan semua bentuk komunikasi lainnya.
Keempat faktor utama itu membentuk peran dalam pariwisata internasional. Yaitu, tentu saja, adalah turis, wisatawan lokal, kerjasama dan individual, dan yang terakhir adalah pemerintah.
Pariwisata Industri Terpadu
Pariwisata internasional berkembang di iklim yang memperluas perdagangan dunia dan peningkatan produksi, pekerjaan, dan pendapatan di Negara industri. Pariwisata memiliki peringkat terbesar di dunia dalam hal pekerjaan dan peringkat dua atau tiga top industri pada hampir setiap Negara dengan hampir semua ukuran. Kompleksitas infrastruktur pariwisata olejh karena itu dan metode yang digunakan dalam pemahaman hakikat pertumbuhannya yang terpadu menjadi fokus kebijakan hubungan internasional sentral.
Telekomunikasi dan Industri Pariwisata
Konvergensi ini memunculkan serangkaian kekuatan baru untuk kerjasama dan pembentukan koalisi begitu pula saling ketergantungan uang meningkat dan ketergantungan dalam divisi tenaga kerja dalam industri pariwisata. Indikatif perkembangan utama yang paling baru dari perubahan ini meliputi:
1. Peningkatan pada aliansi dan koalisi informal nasional dan internasional dalam sector swasta dan antara institusi umum dan swasta yang terlibat dalam globalisasi travel dan pariwisata.
2. Kemajuan terhadap regionalisme politik dan ekonomi melalui level negosiasi yang meningkat untuk kebijakan pemerintah yang baru dalam area tertentu misalnya perdagangan internasional dalam layanan yang terkait pariwisata dan perdagangan bebas dan kesepakatan investasi.
3. Munculnya system kesejahteraan informal atau quasi-internasional dalam pariwisata untuk menanggapi krisis ekonomi dunia, yang mengakibatkan konsolidasi kerjasama dan globalisasi industri komunikasi dan keuangan.
Globalisasi berbasis telekomunikasi dari program ini, pada gilirannya, memberikan kontribusi pada munculnya aliansi dan koalisi lintas sector pada level kebijakan. Kesepakatan tersebut telah ditingkatkan secara luas dengan kerjasama trans-nasional dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perdagangan dan investasi internasional.

Pariwisata dalam Konteks Global
Teknologi komunikasi dan keuangan trans-nasional adalah faktor sentral dalam interaksi internasional yang menghubungkan pariwisata dengan hubungan internasional. Instrumen ekonomi global sekarang ini, misalnya kemampuan telekomunikasi internasional dan periklanan, dan manipulasi pasar travel telah menjadi sumber kekuasaan yang kuat.
Fakta masih menunjukkan bahwa pariwisata akan terus menjadi sumber aliran informasi yang berkembang antar dan di antara bangsa dan budaya, dan terutama kuat dalam hal pengunjung dari Negara industri yang mengalir ke daerah yang kurang berkembang, hal ini adalah kecenderungan yang diramalkan.
Pengaruh dan Efek
Pengaruh pariwisata sebagai arus informasi global dapat dilihat pada tiga level; yaitu global, kemasyarakatan, dan individual. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pariwisata sekarang merupakan kontributor tunggal terbesar pada perdagangan internasional, yang mempengaruhi tidak hanya hubungan ekonomi global, tetapi hubungan politik dan sosial antara dan antar bangsa pula. Organisasi dan masyarakat professional dunia yang bekerja pada industri pariwisata telah terbangun.
Pada level masyarakat, penekanan semakin bergeser dari fokus pada pengaruh ekonomi ke masalah efek budaya dan sosial.
Pada level pengaruh ketiga, individual, image personal diciptakan atau diperkuat, pada pihak pengunjung dan wisatawan lokal. Interaksi individual diperdalam oleh peserta untuk menjadi sumber informasi yang paling kredibel tentang budaya dan masyarakat. Pada level ini, stereotype dipecah atau diperkuat.
Harus ditunjukkan bahwa interaksi komunikasi terjadi tidak hanya dalam level pengaruh dan efek, tetapi juga antara mereka. Misalnya, turis memiliki interaksi dengan penerintah internasional karena mereka menyeberang banyak batas nasional dan rute dari satu Negara ke Negara lain. Mereka berinteraksi pada level masyarakat dengan budaya dan sejarah bangsa tertentu. Yang terakhir, turis memiliki interaksi personal dengan individu yang mereka datangi dalam hubungan itu.

Pendekatan Komunikasi dari Paradigma yang Dominan

Adalah hal yang benar-benar masuk akal bahwa para petani yang masing-masing musim bercumbu dengan rasa lapar dan semua akibatnya akan mempunyai pendapat yang agak berbeda-beda dari pengambilan resiko dari para investor yang berspekulasi “pejabat atas” (James C. Scott (1976:15)).
TELECONFRENCE DAN PERKEMBANGAN
Sebuah infrastruktur yang dapat diandalkan dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan mempromosikan tujuan-tujuan perkembangan nasional. Layanan telepon ke daerah terpencil dan pedesan dapat menstimulasi perkembangan ekonomi dan membawa penduduk pedesaan lebih dekat kepada isu utama dari kehidupan nasional.
Tidak seperti radio dan televisi, telefon menawarkan dua cara telekomunikasi. Interaksi adalah pusat untuk koordinasi, perubahan informasi dan usaha-usaha pelatihan. Sebagai tambahan perlengkapan-perlengkapan khusus, telephone dapat ditransformasikan menjadi sebuah jaringan telekomunikasi yang menghubungkan beberapa kelompok orang–orang pada suatu waktu, untuk banyak tempat, banyak peserta pertemuan konferensi-konferensi dan seminar-seminar. Teleconference dapat menyediakan untuk sebuah cara yang efektif untuk pelatihan pencapaian institusional dan administrasi.
Peranan media massa dalam aktivitas-aktivitas perkembangan dinyatakan secara tidak langsung dalam perkembangan paradigma dominan, Sebagai contoh, Wilbur Schram(1964) mengulangi pernyataan, bahwa modernisasi industry atau sector-sektor pertanian dalam mengembangkan bangsa menuntut mobilisasi dari sumber daya manusia.. Pendidikan dan media massa kemudian diberikan dengan tanggung jawab yang penting sekali dalam proses mobilisasi sumber-sumber daya manusia.
Pendekatan Efek-efek Komunikasi
Ada beberapa konsep teori di belakang konsep teori stimulus dari efek-efek media massa. Dalam masyarakat semacam ini media masa yang baru merasa mempunyai kekuatan yang besar sekali karena pengaruhnya akan dipaksakan dengan persaingan social dan pengaruh-pengaruh psikologi pada individu-individu.
Penemuan-penemuan menujukkan bahwa kategori-kategori sosial (sebagai contoh tingkat pendidikan) yang orang miliki dan perbedaan-perbedaan individu yang lebih prediktif dari efek-efek tertentu dari media massa. Orang-orang mempertahankan diri mereka sendiri dari pesan-pesan persuasif dalam tiga cara, yaitu:
• Penyingkapan yang efektif
Klapper(1960) menyarankan bahwa orang-orang membuka diri dengan pesan-pesan yang selektif.
• Persepsi yang selektif
Jadi, dua individu yang menyingkap kepada pesan-pesan yang sama yang dapat pergi dengan perbedaan persepsi yang sama sekali bertentangan dengan hal tsb.
• Peringatan yang selektif
Penelitian menunjukkan bahwa pengingatan kembali informasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti halnya kebutuhan-kebutuhan individu, keinginan, suasana hati, persepsi dan seterusnya (Allport dan Postman, 1947: Jones dan Kohler, 1985; Levina dan Murphy, 1958)
PENYEBARAN INOVASI-INOVASI PENELITIAN
Penyebaran teori-teori inovasi mempunyai hubungan teoritis yang penting dengan penelitian efek-efek komunikasi. Seperti ditunjukkan sebelumnya penekanannya adalah pada efek-efek komunikasi : Kemampuan pesan-pesan media dan opini para pemimpin untuk menciptakan pengetahuan tentang praktek-praktek baru, dan ide-ide dan membujuk target untuk mengadopsi secara eksogen inovasi-inovasi yang diperkenalkan.
Model Penyebaran
Adopsi didefinisikan sebagai proses melalui individu yang datang pada keputusan untuk mengadopsi atau menolak inovasi dari waktu dia pertama kali menjadi sadar akan inovasi tersebut. Pada tahap evaluasi, individu-individu memutuskan secara mental apakah inovasi tersebut cocok dengan kebutuhan sekarang dan masa yang akan datang, dan mengambil keputusan untuk mencobanya pada skala yang terbatas pada tahap uji coba.
Karakteristik-karakteristik dari sebuah inovasi, seperti yang dirasakan di dalam sebuah system social yang mempengaruhi jumlah adposinya. Lima atribut yang disebutkan yang akan mempengaruhi jumlah adopsinya: (i) keuntungan relative , atau tingkat dimana sebuah inovasi lebih super untuk ide-ide yang digantikan. (ii) kecocokan atau tingkat dimana inovasi konsisten dengan nilai-nilai yang ada dan pengalaman-pengalaman di masa lampau. (iii) kompleksitas , atau tingkat dimana sebuah inovasi relative sulit untuk dimengerti dan digunakan. (iv) ketidakmampuan , atau tingkat dimana sebuah inovasi dapat doicobakan padasebuah dasar yang dibatasi dan (v) komunikability , atau tingkat yang mana hasil tersebut dapat disebarkan ke kelompok lainnya ( Rogers,1962).
Penyebaran Inovasi dan Modernisasi
Dalam paradigma dominan komunikasi divisualisasikan sebagai hubungan penting melalui pemikiran-pemikiran eksogen yang masuk ke dalam komunitas local. Penyebaran inovasi kemudian menekankan alam komunikasi dan peranan komunikasi dalam memfasilitasi lebih jauh penyebaran di dalam komunikasi lokal.
Modernisasi didefinisikan sebagai proses-proses yang mana perubahan individu dari cara hidup tradisional menjadi lebih kompleks dan maju secara tehnologi dan secara cepat mengubah gaya hidup (Roger, 1969: 48). Jadi penyebaran paradigma inovasi dengan belajar komunikasi tentang ide-ide baru dari sumber-sumber luar dan penerimaan oleh petani dan yang lainnya pada tingkat desa mendokumentasikan pengaruh-pengaruh komunikasi (interpersonal dan media massa) pada perubahan cara hidup yang tradisional menjadi cara hidup yang modern .
Daniel Lerner dalam bukunya berjudul ‘The Passing of The Traditional Society’ menggambarkan gagasan-gagasan besar di bawah pendekatan modernisasi dan media massa. Dia menunjukkan bahwa orang-orang dalam masyarakat tradisional dapat memperluas empati mereka dengan penyingkatan media massa yang memperlihatkan kepada mereka tempat-tempat baru, perilaku baru, budaya-budaya-budaya baru dan lain-lain. Dalam pendekatan ini media massa dianggap sebagai kendaraan yang ideal untuk mentransfer gagasan-gagasan baru dan model-model baru dari negara-negara yang sudah maju ke negara-negara dunia ketiga dan dari daerah urban menuju daerah pedesaan.

The information explosion and optimizing the educational process

Ledakan Informasi dan Optimalisasi Proses Pendidikan

Untuk Mengantisipasi ledakan Informasi yang dapat berdampak pada masalah pendidikan perlu adanya sebuah filter atau penyaring agar pelajar-pelajar dalam menyerap informasi tidak salah sasaran, perlu adanya krteria khusus untuk memilih dasar-dasar ilmu pengetahuan dan mendukung, menciptakan sebuah system materi pengajaran, perlatan dan metodologi khusus untuk menggunakan informasi dalam proses pengajaran. Dengan kata lain proses pengajaran harus disusun dengan cara sedemikiam rupa sehingga memberikan hasil pendidikan yang maksimal pada suatu tahapan tertentu. Dengan mengandalkan hasil penelitian pendidikan sebelumnya.
Kriteria Untuk Memilih Muatan Pendidikan.
Di sekolah bidang pendidikan umum tidak semua informasi yang praktis dan ilmiah berasimilasi, tetapi hanya informasi ilmiah yang basis dasarnya diperlukan untuk memastikan pengembangan kepribadian dan untuk memungkinkan para murid untuk melakukan pekerjaan praktis, aktif, sesuai latihan yang tepat.
Ciri-ciri reguler dari pendidikan itu itu penting, Karena mereka berfungsi sebagai hubungan yang berulang-berulang anatara proses ini dan dengan proses dan kondisi luar, dan juga antara komponen-komponen internal dalam pengajaran itu sendiri. Ketika seseorang menyadari akan ciri-ciri reguler, proses pendidikan, orang dapat dipandu oleh mereka dengan merumuskan criteria criteria untuk memilih dasar-dasar muatan ilmu pengetahuan.
Kriteria yang pertama adalah refleksi terpadu dari kebutuhan masyarakat di dalamnya pada tingkat informasi ilmiah, produksi, teknis, budaya dan social politik modern. Kriteria integrasi menjamin bahwa tidak ada persyaratan social atau cabang-cabang informasi ilmiah dan praktis yang akan dihilangkan dari seluruh muatan pendidikan. Hal ini pada dasarnya harus dimuat dalam kurikulum atau badan-badan pendidikan umum dimana semua lingkup dasar dari kehidupan sosial dan produksi, kebudayaan, kesenian, dan lain-lain seharusnya mencari refleksi mereka.
Kriteria kedua adalah kriteria yang menjamin manfaat ilmiah dan praktis dari muatan dasar-dasar ilmu pengetahuan tersebut,kriteria ini dapat diterapkan dengan penilaian perbandingan semua unsure muatan pendidikan atas dasar penilaian oleh para ahli dan penerapan metode penilaian, grafik, dll.
Kriteria ketiga adalah menjamin kesesuaian muatan pendidikan dengan kapasitas pembelajaran anak-anak sekolah pada usia tertentu. Hal ini memberikan dasar untuk mengeluarkan dari bagian-bagian kurikulum yang terlalu sulit untuk satu kelompok usia dan memindahkan mereka ke tahap pendidikan berikutnya.
Kriteria yang keempat yaitu menjamin kesesuaian antara volume materi pendidikan dengan waktu yang tersedia untuk mempelajari pokok bahasan yang bersangkutan. Penerapan kriteria ini memungkinkan adanya distribusi materi pendidikan secara rasional antara berbagai divisi subyek.
Kriteria yang kelima adalah pertimbangan mengenai pengalaman internasional dalam menetapkan muatan pendidikan untuk suatu pembelajaran tertentu. Pengalaman internasional memperluas jangkauan pembuktian kemudahan materi pengajaran, manfaat ilmiah dan potensi manfaatnya melalui percobaan.
Kriteria yang keenam adalah kesesuaian antara muatan pendidikan dengan materi pengajaran dan kemungkinan metodologi di sekolah modern. Kriteria ini sangat luwes dan tidak seharusnya menghambat perbaikan dalam kualitas pendidikan,melainkan seharusnya mendorong mereka yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan umum untuk memperbaiki kapasitas pendidikan, meteri, metodologi dan pengajaran para staff pendidikan,kriteria ini harus diperhitungkan pada setiap tahap yang konkret.
Mencetak Kembali dan Untuk Memperkaya Materi Pengajaran
Peningkatan volume informasi yang diasimilasi di sekolah-sekolah sekunder menghendaki sebuah pendekatan baru terhadap pembuatan buku teks, alat bantu visual dean fasilitas pelatihan, sehingga mereka efektif dalam mebantu murid-murid, mengasimilasi materi pengajaran secara lebih akurat dan tepat. Penting sekali umtuk menemukan cara guan mengemukakan ide-ide pokok yang dikemukakan dalam penyajiannya., untuk mefokuskan perhatian-perhatian murid-murid terhadapnya, bukan hanya dengan alat visual grafik, melainkan juga dengan penekanan logika.
Mengembangkan Metode Pengajaran
Pembentukan keterampilan perencanaan sangat berkaitan erat dengan pengembangan kemampuan untuk memungut dasar-dasar dalam sebuah teks. Untuk itu, para pengajar menjelaskan tugas-tugas dan cara-cara untuk mengkaji topic-topik tertentu, menarik perhatian ke masalah-masalah, gagasan-gagasan, fakta-fakta, dan kesimpulan tertentu. Murid-murid di sekolah diajari cara menggunakan film diapositif,slide, microfilm, film, bunyi, dan rekaman video dan mesin pengajaran dan konsultasi paling sederhana.
Mengoptimalisasi Pengajaran
Untuk menunjukkan tugas-tugas pengajaran dengan cara yang paling rasional dalam setiap kasus, dua metode pokok untuk mengoptimalisasi tugas pengajaran sebaiknya digunakan. Yang pertama, perencanaan tugas yang luas yang dilibatkan dalam pengajaran, pendidikan dan pengembangan umum murid-murid diperlukan. Dan yang kedua, tugas-tugas tersebut sebaiknya ditentukan dengan tepat, yang mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan nyata murid-murid, dengan menggunakan berbagai metode pengkajian mereka untuk tujuan itu.
Optimalisasi pengajaran memerlukan digunakannya semua metode pembuatan pilihan terbaik dari setiap unsur pokok dalam proses pengajaran. Metode optimalisasi pengajaran berikutnya, yang berkaitan dengan muatan dan struktur pendidikan, adalah metode ynag menekankan dasar-dasar, menjamin koordinasi materi pengajaran antara subyek, yang memilih tingkat kesulitan yang optimal, dan struktur pendidikan rasional.
Masalah-masalah teoritis dan kemungkinan praktis
Disukusi ini menyajikan sebuah model pendidikan media yang sangat sederhana dan mengindikasikan beberapa pertanyaan teoritis yang ditimbulkannya. Banyak orang beranggapan semakin buruk sebuah produk media tertentu, maka akan semakin popular produk tersebut dan konsep diskriminasi memerlukan tindakan sejak permulaan sebagai sebuah senjata untuk melindungi yang muda dari pengalaman yangbenar-benar mereka anggap menarik, dan sesungguhnya untuk melindungi yang beradab dan membudidayakan nilai nilai kebudayaan.
Ambiguitas pemikiran tentang media
Pendidikan media didasarkan kepada persepsi yang suram dari mereka yang memperhatikan dengan sejenis ketakutan dalam perasaan ingin tahu dan kebiasaan yang mentereng dari apa yang ada di bawah mereka pada skala social dan yang tidak menyetujui apa yang mereka lihat. Tradisi ini tentu saja masih hidup dengan baik dalam konsep diskriminasi, sebuah konsep yang bertahun sebagai landasan dari pendidikan media sejak Leavis sampai seterusnya meskipun ada perubahan pada perumusan dan perbedaan fungsi yang harus dilayaninya. Di satu pihak ada gagasan positif tentang melakukan penilaian yang baik, di lain pihak, gagasan tentang eksklusi tidak adil ia temukan dalam istilah diskriminasi seksual dan ras.